Tingkat Stres Kerja Pengacara Tinggi? Ini Strategi untuk Menguranginya!

Legal Plus - Tingkat Stres Kerja Pengacara

Pengacara memiliki beban kerja besar yang menuntut energi, konsentrasi, dan ketahanan mental yang luar biasa. Bahkan, tak jarang tingkat stres kerja pengacara jauh lebih tinggi dari profesi lain. Tekanan dari klien, tenggat waktu yang ketat, hingga risiko reputasi membuat pengacara rawan menghadapi stres berkepanjangan. Jika stres ini tidak dikelola, maka performa hingga kesehatan bisa terpengaruh. Oleh sebab itu, pengacara perlu memahami apa itu stres, penyebab utama, tanda-tanda, dan strategi untuk menguranginya.

Apa Itu Stres?

Stres adalah keadaan ketegangan mental atau emosional yang diakibatkan oleh keadaan yang tidak menyenangkan atau menuntut. Setiap orang memiliki toleransi stres yang berbeda dan stres memengaruhi setiap orang secara berbeda juga. Namun,  tidak ada orang yang kebal terhadap stres.

Tingkat stres yang dialami dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja dan jenis pekerjaan individu itu sendiri. Meskipun menjadi pengacara bisa membuat stres, tingkat stres yang dialami bergantung pada jenis praktik hukum yang dijalani seorang pengacara. Misalnya, pengacara di firma hukum besar kemungkinan akan lebih stres daripada pengacara perencanaan properti di firma kecil.

Mengapa Pengacara Stres?

Stres pada pengacara bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah struktural dan profesional. Pengacara sering kali memiliki beban kerja yang terus meningkat dengan tanggung jawab yang sangat besar. Klien sangat mengandalkan pengacara mereka untuk menyelesaikan masalah krusial dan hal ini dapat membawa stres yang cukup besar. Selain itu, stres juga dapat timbul pada pengacara ketika kasus tertentu tidak berjalan dengan baik. Bahkan kesulitan dalam bekerja dengan kolega dan klien juga dapat membuat stres.

Pengungkapan Stres di Tempat Kerja

Ketika seseorang stres, ia mengungkapkannya dengan berbagai cara. Berikut beberapa kondisi yang mungkin diungkapkan.

  1. Marah terhadap Kolega
    Seseorang mungkin menjadi terlihat marah dan ketus terhadap rekan kerja ketika stres. Hal ini merupakan respons langsung terhadap tekanan atau frustrasi yang dirasakan.
  2. Menarik Diri dan Lebih Pendiam
    Individu lain mungkin menarik diri dan menjadi lebih pendiam dari biasanya, serta tampak putus asa.
  3. Beralih ke Cara yang Tidak Sehat
    Beberapa orang mengalihkan rasa stres ke hal-hal yang tidak sehat. Misalnya, konsumsi alkohol atau tembakau yang berlebihan.

Memahami hal ini sangat penting dalam upaya mengurangi tingkat stres kerja pengacara. Oleh sebab itu, pengacara harus mengenali gejala stres, waspada terhadap dampaknya, dan secara aktif berupaya untuk merespons pemicu stres dengan cara yang sehat.

Strategi Mengurangi Tingkat Stres Kerja Pengacara

Tingkat stres kerja pengacara sering kali tidak terhindarkan karena reputasi yang dipertaruhkan, menangani pekerjaan penting, dan ekspektasi klien yang tinggi. Namun, tidak seharusnya pengacara menerima stres sebagai bagian dari pekerjaan.

Berikut beberapa strategi untuk mengurangi tingkat stres kerja pengacara.

1. Terima bahwa Pengacara Tidak Sendirian

Pada umumnya, tingkat stres pengacara tinggi dan lebih umum dari apa yang mungkin dibayangkan. Bahkan, pengacara yang paling cerdas dan sukses pun sesekali merasa stres. Dengan mengetahui hal ini, pengacara dapat mengurangi perasaan tidak pantas untuk profesi ini. Selain itu, penting juga berbicara secara terbuka mengenai apa yang dirasakan kepada kolega, teman, atau keluarga. Berbagi dengan kolega dapat meringankan beban mental karena mereka memahami tekanan dan kondisi yang sedang dihadapi. Bahkan, kolega mungkin dapat membantu mengurangi beban kerja. Selain itu, berbicara dengan teman atau keluarga dapat memberikan perspektif dari luar dan mengingatkan adanya kehidupan di luar kantor.

2. Temukan Lingkungan Kerja yang Mendukung

Mengenali diri sendiri dengan memahami keinginan, kebutuhan, dan toleransi stres merupakan hal yang sangat penting. Selain itu, pikirkan juga kapan merasa paling stres. Apakah saat merasa terbebani, saat seseorang bersikap kasar, atau saat menghadapi tugas yang tampak mustahil. Dengan demikian, pengacara dapat beradaptasi dan mengatasi stres secara holistik. Mengetahui pemicu stres dan toleransi stres juga membantu pengacara dalam menemukan area praktik dan firma hukum.

3. Membuat Proses Firma Hukum yang Jelas

Pengacara sering kali merasa stres karena beban kerja yang berlebihan. Oleh sebab itu, membuat proses firma hukum yang jelas dapat menjadi solusi yang sederhana. Proses ini menyatukan semua orang di firma hukum, memastikan setiap anggota firma tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Kemudian, setelah proses ini ada, firma hukum dapat menerapkan teknologi untuk mengotomatisasi tugas. Jika otomatisasi ini diintegrasikan dengan baik, maka tingkat stres kerja pengacara juga akan menurun.

4. Manfaatkan Legal Tech

Membuat proses hukum yang jelas hanyalah langkah pertama. Untuk memaksimal efisiensi dan meminimalkan tingkat stres kerja pengacara, firma hukum perlu mengimplementasikan legal tech. Legal tech dapat membantu dengan mengotomatisasi tugas-tugas administratif. Misalnya, fitur timesheet yang ada di Legal Plus memungkinkan pengacara menghitung setiap menit untuk billable task secara instan. Dengan begitu, pengacara dapat bekerja lebih cepat, mudah, dan akurat, sekaligus mengurangi tingkat stres.

5. Tawarkan Pengaturan Biaya Alternatif untuk Klien

Pengacara perlu meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk aktivitas yang secara nyata memberikan dampak positif bagi klien. Mulai dari mewawancarai saksi, menyusun strategi, menganalisis dokumen hukum, hingga menghadiri persidangan. Pengacara sering kali terseret ke dalam perselisihan biaya dengan klien. Padahal, hal ini merupakan gangguan yang tidak perlu dan hanya menambah tingkat stres. Solusinya adalah menawarkan pengaturan biaya alternatif kepada klien. Dengan demikian, firma hukum dapat menyediakan layanan yang klien butuhkan dengan biaya yang dapat mereka tanggung. Selain itu, hal terbaik dari hal ini adalah pengacara tidak lagi terseret ke dalam perselisihan biaya yang menambah tingkat stres kerja pengacara.

6. Rekrut Paralegal untuk Membantu Pekerjaan

Banyak waktu pengacara dihabiskan untuk tugas-tugas administrasi yang dapat dilakukan oleh paralegal. Dengan mempekerjakan paralegal, beban kerja pengacara dapat lebih ringan. Hal ini merupakan penyelamat bagi pengacara, sehingga pengacara dapat fokus pada pekerjaan inti hukum yang lebih kompleks dan penting.

7. Temukan Mentor Hukum

Pengacara harus mempertimbangkan untuk menemukan mentor hukum yang dapat dipercaya untuk mendiskusikan tujuan, kasus, dan masalah. Dalam hal ini, mentor hukum adalah seseorang yang telah mengalami tantangan serupa dan dapat memberikan empati, tips, serta saran praktis tentang cara mengurangi tingkat stres. Misalnya, cara menetapkan batasan di tempat kerja, menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan, atau mendelegasikan tugas kepada kolega junior.

Secara keseluruhan, rasa stres tidak berarti harus diterima begitu saja oleh pengacara. Dengan strategi proaktif ini, pengacara dapat meningkatkan kesejahteraan pribadi dan mengurangi tingkat stres kerja pengacara secara signifikan.

Mengurangi Stres berarti Meningkatkan Kualitas Hidup dan Layanan

Tingkat stres kerja memang tinggi, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan strategi mengurangi stres yang tepat, pengacara dapat menjaga kesehatan mental sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, mengurangi stres juga berdampak pada kualitas layanan yang diberikan kepada klien. Hal ini disebabkan oleh pengacara yang sehat fisik dan mental lebih mampu berpikir jernih, membuat keputusan tepat, dan memberikan layanan yang profesional. Pada akhirnya, keberhasilan seorang pengacara tidak hanya diukur dari kemenangan kasus. Namun, keberhasilan pengacara juga diukur kemampuannya dalam menjaga keseimbangan hidup di tengah tekanan profesi hukum.

en_USEnglish